Minggu, 13 November 2011

Kunci Jawaban dari Tuhan (part 3)


"Pagi nak Irwan" kata Pak Rosyid

"Pa...pagi Pak" Kataku dgn terbata bata

"Nah nak Irwan, pasti kamu bingung dgn apa yg terjadi hari ini.. sama seperti saya yg awalnya bingung karena putriku ini nyerocos _" Ujar Pak Rosyid tapi dihentikan oleh Nissa

"Papa !!!" Kata Nissa dgn agak malu

"Hahahaha.. Begitulah, bagaimana nak Irwan ? Apa ada yg kamu ingin katakan ?"

"Sebenarnya banyak sekali Pak, tapi apa saya boleh bicara dgn Nissa diluar Pak ?"

"Bagaimana Nis, nak Irwan ingin berbicara sesuatu padamu" Kata Pak Rosyid kpd Nissa, Nissa hanya mengangguk setelah diizinkan oleh Ayahnya. Kami pun berjalan keluar masjid sambil diam seribu bahasa lalu berhenti di bangku taman yg diteduhi mawar kuning..

"Apa kamu melakukan semua ini karena terpaksa ?" Kataku lembut

""Maksud Mas Irwan ?"

"Hufft.. maksudku apa memang karena tidak ada calon taaruf yg ada jadi kamu yg berkorban ??. Nis, aku lebih baik tidak menikah daripada melihat kamu menderita demi memenuhi janji...."

"Mas, aku gag merasa seperti itu. Aku juga melakukan ini bukan karena terpaksa_"

"Tapi aku mendengar kamu berbicara dgn melamun !! apa itu tidak menjadi bukti kalau kamu terpaksa melakukannya ?"

"Pasti saat ditelpon kan ? Mas.. aku melamun saat itu karena aku takut ditolak, aku takut kamu gag suka sama aku" Ujar Nissa terbata bata sambil menunduk dan menangis.

Setelah mendengar hal tersebut, akhirnya Irwan memegang dagu Nissa dgn lembut dan mengangkatnya agar dpt melihat wajah Nissa, tapi yg didapat hanya tetesan airmata sehingga hatinya mencelos, diusapnya airmata itu dgn kasih sayang karena dia tau dia telah jatuh cinta.. jatuh cinta yg teramat dalam, semua itu tergambar jelas dimatanya dan dimata calon istrinya...

"Nis, maafkan Mas ya ?, Mas Irwan tidak bermaksud membuatmu sedih.. Tetapi Mas tidak ingin suatu saat nanti ada seseorang yg kecewa kalau memulai segalanya dari kebohongan"

"Tapi_" Nissa ingin membantah namun dihentikan oleh Irwan

"Ya, Mas Irwan tau kalau semua yg kamu katakan adalah suatu kejujuran. Semua itu tergambar jelas dimatamu Nis... Mata yg menyiratkan kasih sayang dan rasa cinta. Mungkin baru kali ini aku merasakan indahnya dicintai, sebagaimana kau tau bahwa ibuku meninggal waktuku masih kecil. Sehingga aku tidak memahami apapun tentang indahnya kasih sayang..." Ujarnya sambil menerawang jauh ke lubuk hatinya

"Mas, mungkin cintaku tak sebesar kasih sayang ibumu, tapi aku berjanji akan memberikan sisa hidupku agar Mas bisa bahagia" Ujar Nissa dgn tekad bulat

"Aku takut kalau janji akan jadi beban buat kamu.. Biarlah waktu membawa takdirnya" Ujarku sambil tersenyum

"Kata katamu benar Mas, mungkin kita bisa berusaha namun Tuhanlah penentu segalanya" Sahut Nissa

"Oh iya Nis sebelum kita ke dalam bertemu Ayah kamu dan Ustadz Faqih, ada satu hal yg ingin aku tanyakan sama kamu.... Sebenarnya sejak kapan kamu merasakannya ?"

"Merasakan apa Mas ?"

"Perasaan yg aku rasakan..."

"Ohh,, kalau itu sejak kita sekolah dulu, saat Mas mengantarku pulang dgn motor itu" Kata Nissa sambil menunjuk motor yg diparkir di teras Masjid.."

"Aku masih tidak mengerti kenapa hanya karena aku mengantar kamu pulang lalu kamu cinta padaku..." Kataku heran tapi akhirnya menambahkan

"Aku masih penasaran dgn cerita kamu, lebih baik kita kedalam yuk, yg lain sudah menunggu. Masalah tentang motor kita pending saja setelah menikah, aku masih penasaran Nis"

"Nanti kamu juga akan tau" Sahut Nissa sambil tertawa riang


Mereka berdua akhirnya berjalan dgn malu malu, tidak seperti beberapa menit yg lalu dalam suasana tegang. Bahkan saat dirasa berbicara itu penting daripada menunggu gunung meletus, mungkin itulah indahnya cinta.. MALU ADALAH SELIMUT CINTA, CEMBURU ADALAH PERHIASANNYA.. asal tidak cemburu buta dan malu maluin..

Sementara itu didalam masjid Pak Rosyid mengobrol dgn ustadz Faqih,

"Kenapa mereka lama sekali ustadz ? Apa ada masalah dgn mereka berdua ?"

"Wallahu a'lam, kalau mereka memang sudah jodoh pasti akan bersatu Pak Rosyid.. Doakan saja" Pinta Sang Ustadz bijaksana

"Amiin.."


Akhirnya Irwan dan Nissa tiba di ruangan masjid menemui ustadz dan Pak Rosyid. Irwan baru ingin berkata sesuatu tapi sudah ditanya Pak Rosyid

"Bagaimana Nak Irwan ? tadi Bapak lihat kamu lama sekali diluar.. apa ada masalah ?"

"Tidak ada Pak, Alhamdulillah semua baik baik saja, hanya ada beberapa hal yg saya bicarakan dgn Nissa Pak."

"Baiklah kalau begitu, Bapak merestui kalian berdua untuk menikah.. namun sebelum itu ada baiknya kalian mengenal terlebih dahulu kekurangan dan kelebihan masing" agar tidak ada rasa kecewa nantinya.. Betulkan Ustadz ?" Ujar Pak Rosyid diiyakan Ustadz

" Betul sekali Pak, memang itu yg seharusnya dilakukan kalian berdua agar dalam mengarungi rumah tangga tidak ada prahara yg menerpa.. kekurangan kalian ibarat Bahtera yg rusak, dan kelebihan kalian adalah penambalnya. Kekuranganmu Irwan bisa ditutupi oleh kelebihan Nissa. Sedangkan kekurangan Nissa bisa ditutupi oleh kelebihanmu. Arungilah bahtera rumah tangga dgn menambal bagian yg rusak tentunya dgn kelebihan masing masing, agar Bahtera itu selamat sampai tujuan. Kalian berdua tau kan tujuan akhir bahtera itu ?"

"Surga ustadz" Kami berdua bicara serempak

"Ya, kalian benar. Semoga dlm pertemuan kalian ini diberkahi oleh Allah.. Dalam acara taaruf x ini memang seharusnya kalian saling mengenal pribadi masing".. inilah yg membedakan dgn pacaran,
Ta'aruf ibarat sampul pengikat 2 tali yg putus. Tali yg pertama adl kesendirian, sedangkan yg kedua adl pernikahan..
Kunci pengikat sampul itu adalah kejujuran, kepercayaan dan keikhlasan kalian dlm menjalani kehidupan.
Sedangkan pacaran ibarat sampul pengikat maupun pemutus 1 tali tersambung, apabila kekurangan pasangan terbuka selama pacaran maka dia menjadi pemutus kepada tali pernikahan, sedangkan dia juga bisa jadi pengikat apabila dilandasi kepercayaan dan kejujuran.. Itulah yg membedakan antara keduanya. Seiring waktu, pacaran akan membongkar kekurangan masing". Sedangkan ta'aruf adalah mengenal kekurangan masing" dan mencoba mencari jalan keluar dari kekurangan itu. Tanyalah pada keluarga, sahabat dan tetangga tentang pribadi kalian masing". Ini bukan aib yg akan mencelakakan kalian, karena kalian telah memulai semua ini dgn kejujuran dan keikhlasan. Keluarga, sahabat dan tetangga adalah cerminan diri kalian, apa yg dilihat di cermin adalah sama dgn pribadi kita. Semoga dgn penjelasan ustadz kalian bisa menjalani semua ini dgn niat yg ikhlas. Semoga dlm pertemuan ini dan saat kalian menuju ke pintu pernikahan akan tercipta sakinah mawaddah dan warahmah dariNya. Sakinah merupakan pondasi dari bangunan rumah tangga yang sangat penting. Tanpanya, tiada mawaddah dan warahmah. Kalaupun ada, tidak akan bertahan lama. Sakinah itu meliputi kejujuran, pondasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. Mengapa sakinah begitu penting dalam pernikahan? Seperti kalian tahu bahwa pernikahan itu tidak hanya ikatan suci di dunia, melainkan ikatan tersebut akan dipertanggungjawabkan juga di akhirat. Yang kedua adalah mawaddah. Mawaddah itu berupa kasih sayang. Setiap mahluk Allah kiranya diberikan sifat ini, mulai dari hewan sampai manusia. Dalam konteks pernikahan, contoh mawaddah itu berupa “kejutan” suami untuk istrinya, begitu pun sebaliknya. Misalnya suatu waktu si suami bangun pagi-pagi sekali, membereskan rumah, menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Dan ketika si istri bangun, hal tersebut merupakan kejutan yang luar biasa, ada tips untuk kalian.. buatlah jadwal kejutan sehingga rumah tangga akan semakin manis, semakin indah, meskipun ditengah krisis ekonomi. Nah, kata terakhir adalah warahmah. Warahmah ini hubungannya dengan kewajiban. Kewajiban seorang suami menafkahi istri dan anak-anaknya, mendidik, dan memberikan contoh yang baik. Kewajiban seorang istri untuk mena’ati suaminya. Intinya warahmah ini kaitannya dengan segala kewajiban dan kalian akan dicurahkan rahmat ( Arrahman Arrahim ) oleh Allah dlm berumah tangga nantinya dan ingatlah selalu Guide book kalian yaitu AlQuran.. Ibarat motor yg juga butuh guide book ( buku manual penggunaan ). Kalian juga butuh AlQuran untuk men-service jiwa kalian agar tetap tenang dan tabah dlm menjalani kehidupan." Ujar Ustadz Faqih menutup pembicaraan

Kami berdua dan juga Pak Rosyid  terenyuh dgn kata" Ustadz. Ingin rasanya hati menangis, semoga Allah merahmati beliau dgn Arrahman dan ArrahimNya, semoga pertemuan kami semua diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Amiin...

To be Continued


By: Willdan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

m
u
k
i
a
l
a
'
u
m
a
l
a
s
s
A