Minggu, 13 November 2011

Kunci Jawaban dari Tuhan (part 2)


Kucoba tetap tabah sambil menata hati yg telah sebagian rusak, karena belum ada tempat untuk menutupi pintu hati itu. Mungkin suatu saat ada seseorang yg mampu menambal dan memperbaiki hati yg rusak ini...

Kedua orang tua di makamkan bersebelahan. Walaupun Ayah tidak menyebutkan di wasiatnya namun beberapa bulan sebelum meninggal Ayah agak berharap agar bisa di kubur di sebelah makam Ibu sehingga aku berembuk dgn saudaraku yg berada di Kalimantan. Saudaraku akhirnya datang setelah dihubungi dgn susah payah, karena ia tinggal dgn istrinya di Kalimantan. Sedang yg lain sudah merantau ketempat yg terpencil sehingga sulit dihubungi. Saudaraku yg di Kalimantan menawarkan pekerjaan disana agar aku bisa sukses tapi aku menolaknya, tentunya dgn lembut.

"Maaf bang, aku gak ingin merepotkan abang. Biarlah saya berusaha sendiri dan mencoba mandiri.. Mungkin dengan menjual motor bisa menutupi kebutuhanku bang."

"Gak bisa gitu wan, kmu udh jadi tanggungan abang. Tapi klo kmu bersikeras tetap pada kemauanmu abang gak bisa paksa. Tapi kmu harus janji satu hal yaitu kmu harus terima uang dari abang. Jangan menjual motor itu, abang tau klo motor itu begitu berharga buat kmu !!"

Dengan berat hati akhirnya aku terima tawaran saudaraku itu, dan dia menitipkan rumah Bapak kepadaku.

"Kalau kmu butuh apa" tolong telpon abang, abang pasti bantu.. Tolong jaga rumah peninggalan Bapak ya wan, Abang gak bisa lama" karena harus kembali ke Kalimantan."

"Insya allah saya akan jaga dgn sebaik"nya rumah ini bang. Warisan satu"nya Ayah yg akan saya slalu jaga baik.."

Akhirnya saudaraku itu pergi ke kalimantan, hingga tinggal aku seorang diri ditemani sepi. Uang yg dititipkan oleh saudaraku itu aku jadikan modal untuk kebutuhan hidup dan untuk mencari kerja. Karena aku tak ingin merepotkan ia dan keluarganya dikalimantan, aku gak mau jadi benalu ditengah" keluarga saudaraku, itu prinsipku..

Keesokan harinya, aku mulai mencari pekerjaan yg halal. Setumpuk kertas fotocopy ijazah dan kelengkapan lainnya mengisi hampir sebagian tasku. Tak terasa hari hampir siang, ku sholat dzuhur mengadu kpd Tuhan agar diberi jalan untuk mencari pekerjaan. Doa sholat dhuha pun akhirnya kubaca agar tuhan memperkenankan doaku ini..

Ya Rabb, Bukakanlah pintu rizki bagi hamba. Apabila jauh dekatkanlah. Apabila ia berada dilangit maka turunkanlah. Apabila lama maka cepatkanlah ya Allah.. Amiin

Satu hari dua hari tiga hari hingga sebulan belum juga ada telepon yg masuk ke rumah. Kutatap gagang telepon bagaikan menatap emas yg berkilat, tapi hasilnya nihil. Kulihat tanggal didinding baru hari selasa, sedangkan amplop lamaran hanya tinggal satu.

"Waduh, lamaran tinggal satu. Sebaiknya ditaruh di perusahaan yg mana ? keahlian belum ada !! cuma modal nekat." tak terasa batinku meraung

Tapi kucoba tetap optimis, ku ingat pepatah "BIARLAH WAKTU MEMBAWA TAKDIRNYA" -biarlah tuhan mengatur segalanya-

Kutapaki jalan ini, bermodalkan tas, satu lamaran menuju perkotaan di Kawasan elit Jakarta. Kucoba mengirtari satu gedung ke gedung yg lain tapi tak ada yg sesuai dengan keahlianku karena mereka lebih butuh sarjana, minimal diploma. Akhirnya ada satu kejadian yg mampu merubah segalanya, disaat aku keluar gedung ada tas seorang Bapak yg berteriak kecopetan. Tentu saja Tukang copet yg tak sengaja mendekat kearahku itu langsung aku pukul tepat ke wajahnya. Baru kemudian satpam gedung mengeroyok dgn membabi buta. Untungnya copet itu tidak mati, karena ada polisi yg patroli disana. Aku mengembalikan tas yg agak berat ke arah Bapak yg kecopetan tadi

"Pak, ini tasnya" Kataku sambil tersenyum

"Makasih dek, oh iya ini ada sedikit uang dari bapak untuk adek. Mungkin kalau gak ada adek semua isi tas itu raib karena ada uang yg tak terhitung banyaknya." kata Bapak itu menerangkan

"Oh, gak usah pak terimakasih. Saya gak mau meminta imbalan atau sebagainya, tetapi kalau bapak berkenan saya hanya meminta doa bapak agar diterima kerja pak." 

"Loh adek belum kerja ? Bagaimana kalau adek kerja di perusahaan Bapak saja, kebetulan disana lagi butuh karyawan yg amanah.."

Aku tak menyangka bahwa ternyata rezeki itu datang tanpa terduga,akan tetapi aku ragu apa aku mampu memikul amanah ini?

"Tapi pak saya belum punya pengalaman, saya baru lulus sekolah pak.."

"Gak papa dek, nanti akan ada trainer yg mengajari kamu dlm bekerja.. kamu tenang saja. Kalau kerjamu bagus kamu akan saya angkat jadi karyawan. Tapi saya yakin kamu layak." Jelasnya meyakinkan

Tapi itu cerita lalu,, tak terasa waktu terus bergulir cepat. Sudah saatnya menatap masa depan dengan penuh keyakinan, mencari pendamping hidup untuk mengarungi bahtera yg tak pernah tenggelam. Tugas kantor telah selesai, teh dan roti untuk mengganjal perut sudah habis. Saatnya pulang dan menyerahkan berkas ke pak Andi, seorang bapak baik hati yg dulu ku tolong dan telah memberiku pekerjaan. Beliau telah kuanggap sebagai bapak sendiri karena kemurahan hatinya.

Setiba dirumah aku langsung tidur, walaupun besok libur. Mata tak kuat untuk terus melihat dunia, ingin rasanya mengarungi lautan mimpi dan mencari sejuta arti hidup ini. Tapi belum lama aku tertidur aku malah  terbayang wajah sahabatku yg bernama Nissa. Hatiku gelisah tak menentu walaupun  aku tetap mencoba untuk tidur, tetapi wajah teman SMPku itu muncul kembali. Apa maksud semua ini ?

Langsung saja aku bangun dan mencoba melihat jam, ternyata sudah jam 2 malam. aku bermunajat kepada Tuhan dgn sholat malam. Semoga diberi petunjuk maksud dari mimpi itu. Setelah selesai bermunajat aku pun tertidur, sekarang aku malah bermimpi tentang seseorang laki"  dan seorang perempuan yg sedang memegang kertas, entah kertas apa itu. mereka berada di padang rumput yg luas dan indah. Namun mimpi itu sirna dan aku terlelap hingga hampir kehabisan subuh. Pagi hari di minggu yg penuh awan itu aku mencoba bertanya kepada seseorang tetangga yg kebetulan cukup mampu untuk menafsir mimpi, namanya Pak Ridwan. Aku pun bertanya tentang seseorang yg berada di padang rumput yg luas dan indah, lalu dijawab oleh Pak Ridwan.

"Wah, ternyata itu jawaban untuk kamu wan. Bahwa kamu sudah saatnya untuk menikah, makna rumput yg luas dan indah berarti jodohmu akan segera tiba" ujar Pak Ridwan menjelaskan dgn senyum mengembang

Aku yg mendengar hanya bisa bengong, mencoba memahami maksud dari semua ini, juga tentang bermimpi wajah teman SMPku. Tapi aku urung bertanya kpd Pak Ridwan, biarlah aku sendiri yg mencari artinya. Aku pun berterima kasih kpd Pak Ridwan dan pamit untuk bertemu seorang sahabat.

"Ya sudah selamat mencari jodoh ya wan" kata Pak Ridwan sumringah diselingi tawa

aku yg mendengar hanya tersenyum masam. Dasar pak Ridwan, bisa saja membuat malu orang. Aku pun minggat dari rumah tetanggaku itu, takut diketawai habis habisan. Aku pergi ke rumah dulu mencari motor bututku, ada sejarah tersendiri dgn motor itu. Aneh rasanya kalau aku membeli motor baru karena aku memang sayang dgn motor itu, aku sakit waktu SMP juga gara" motor itu. Karena mengantar sahabat yg aku malah bermimpi justru wajahnya..

Dengan terburu-buru aku pergi ke rumah Nissa, barangkali dia adalah wanita yg ditunjuk Tuhan untuk mencarikan aku jodoh. Memang dia pernah berkata saat SMP bahwa di Masjid Rimlah dekat rumahnya ada pengajian yg juga insya allah, mempertemukan ikhwan akhwat untuk bertaaruf, dan langsung menikah. Kata Nissa memang banyak anggota pengajian yg langgeng menikah, bahkan setelah punya anak sering mendatangi masjid untuk mengaji dan membantu mendanai masjid tersebut. Walaupun masjid itu sudah memiliki usaha dalam tanda kutip, karena disamping masjid yaitu ada warung sembako murah yg keuntungannya buat operasional masjid dan juga dilengkapi perpustakaan islami dan usaha lainnya, jadi tidak harus melalui sumbangan warga untuk mendanai operasional. Tapi yg namanya org yg sudah cinta dgn masjid Rimlah, ada saja yg rela menginfakkan hartanya untuk perjuangan masjid itu.

Akhirnya saya sampai juga di tempat Nissa, ia kebetulan memang mengajar privat, kebetulan juga SMP les ulangan soal untuk UAN sebagai suatu tambahan. Pas saya bertamu.. diatas meja ada secarik soal ulangan ujian tahun yg sama dgn waktu saya ujian, soalnya Matematika lagi...

"Assalamu'alaikum.." Kataku kpd Nissa

"Waalaikum salam, eh Irwan masuk" katanya sambil tersenyum

"Aku mengganggu gak Nis ?" Tanyaku

"Enggak,, ini kebetulan anak" sudah selesai"

baru nissa selesai bicara, serombongan anak" pamitan kpd kami berdua.

"Ada apa nie Wan, tumben kesini" kata Nissa, lagi" dgn senyuman

"Aduh, gmna ngomongnya... begini... dulu kamu kan ngomong bahwa di pengajian sini ada taaruf jg ya ?" kata saya malu" ( atau malu maluin ? )

"Oh.. aku ngerti.. udh jangan diperpanjang nanti kamu malu lagi"

"Ah..kamu memang slalu tau perasaan org Nis.." Kataku melanjutkan, tapi yg diajak ngobrol malah tersenyum sendirian, entah apa yg dipikirkan sahabatku ini...

Sementara dipikiranku yg terlintas hanya menikah, melanjutkan hidup.. meneruskan dakwah ke anak istri.. itu niatku. Mungkin memang Tuhan menakdirkan melalui sahabatku ini bahwa jodohku telah dekat....

"Ya udh Mas Irwan masuk dulu, mau minum apa ?"

Glekh.. kenapa ada embel" mas ya ?.. pikirku heran

"Oh.. gak papa Nis, nanti ngerepotin"

"Enggak ngerepotin koq, asal jgn minta nasi aja lagi kosong" Kata Nissa sambil tertawa

lagi" giliran pikiranku yg gak karuan...apa.. Nissa.. ??...
mmh.. kenapa pikiranku begini ya...
Akhirnya aku berkata,

"Maksudmu aku gak boleh makan gitu ? hha.. okelah klo begitu" Kataku sambil tersenyum

"Enggak koq masih ada lauknya klo mas ingin makan" Kata Nissa menawarkan

"Ya sudahlah, klo tuan rumahnya memaksa"

"Bukannya tamunya  yg biasa maksa minta makan ?" Katanya sambil tertawa

"Itu tamu yg gak tau diri.. hhe" kataku menjelaskan

Akhirnya kami berdua pun makan, kebetulan orangtuanya tau dan kenal sama saya. Tapi memang ayahnya sedang pergi..
Setelah Nissa menceritakan kpd saya tentang ustadz yg menerima taaruf dan insya allah akan disampaikan kpd ustadz segala sesuatu mengenai saya.. lalu aku pun pamit mohon diri

"Makasih ya Nis, aku memang ingin cari jodoh yg langsung nikah. Mungkin memang di masjid itu nanti jodohnya"

"Amiin, insya allah dapat jodoh yg mengerti Mas Irwan dan baik pekertinya.. insya allah" Ujarnya mantap

Lagi" kata itu membuat perasaanku campur aduk...

"Ya Allah kabulkanlah doaku dan temanku ini  ya Rabb.." Kataku dlm hati

Akhirnya aku pun pamit..



Kira" seminggu kemudian ditelpon oleh Nissa

"Mas, besok datang ke Masjid Rimlah ya, ada yg mau taaruf dgn mas, tapi mas jgn kaget ya ?"

"Maksudnya apa Nis, Koq pke acara kaget segala ?"

"Mhh, liat nanti saja deh. Tapi nanti pilihan ada di tangan mas, mudah mudahan sesuai dgn kriteria Mas..

"Lho, koq suara kamu seperti sedang melamun ? Kamu gak sakit kan ?"

"Ohh, gag mas aku sehat sehat aja koq"

"Ya sudah, besok Insya Allah saya datang"

Setelah itu barulah telepon kututup, banyak hal yg ada dipikiranku, pertama kata kaget. kedua suara Nissa kenapa melamun ?

"Arghh..kenapa aku jadi kepikiran, apa maksudnya ?" kataku binggung

Keesokan harinya, tepat di hari H dan jam yg telah ditentukan. Irwan datang ke masjid dan menemui ustadz Faqih

"Assalamu'alaikum Pak Ustadz"

"Waalaikum salam, Ohh kamu pasti Irwan kan yg yg dimaksud oleh Nissa ?" Tanya sang Ustadz

"Benar ustadz, kedatangan saya kesini untuk taaruf"

"Hmm..sebelum kau kutemui dgn calon taarufmu, ada satu hal yg ingin ustadz sampaikan mengenai calon yg akan dikenalkan sama kamu.. yaitu dia sangat mengenalmu, walaupun hanya 3 tahun"

"Maksud ustadz, wanita itu adalah wanita yg saya kenal ?"

"Yah, begitulah kata calon taarufmu.., tunggu sebentar akan ustadz panggilkan"

Irwan memejamkan mata, merenungi setiap patah kata yg terucap..
3 tahun ? Apa Nissa memilih teman sekolah dulu ? Sekali lagi pikiran tersebut hanya menambah bingung dia sendiri..

Irwan melihat ustadz pergi ke sebuah ruang masjid dan membawa seorang perempuan yg tidak saya tau karena ia menundukkan muka, tapi itu tak menghentikan rasa tauku karena disebelah wanita itu ada Pak Rosyid, yg tak lain adalah Ayah Nissa !!

To be Continue...


By: willdan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

m
u
k
i
a
l
a
'
u
m
a
l
a
s
s
A