Keesokan harinya Vandy telah menyiapkan sejumlah besar barang bawaan untuk perjalanan ke Australia, hanya menunggu kedatangan Pak Andi untuk mengurus visa yg jangka waktu memperolehnya 3 hari, di pusat permohonan visa Australia atau disebut juga AVAC secara langsung tanpa melalui agen perjalanan, karena sudah diresmikan oleh Duta besar Australia. Awalnya aku kira bisa selesai 2 hari untuk mengurus perizinannya tapi ternyata butuh 3 hari,
Yah biarlah, asal bisa menapakkan kaki di benua Australia. Kata teman kantor yg sudah pernah kesana, pemandangan alam Australia indah sekali, dari daerah gurun sampai hutan hujan, dari onta sampai kangguru semua ada. Sambil menunggu kedatangan pak Andi aku minum teh dan nasi uduk, barulah sekitar jam 7 pagi akhirnya Pak Andi datang dan aku berangkat dgn mobil bmw milik Pak Andi, kami menyusuri kawasan Sudirman dan tiba di Plaza Asia lalu memasuki kantor AVAC. Disana kami mengurus visa yg dilayani oleh staff imigrasi dari kedutaan Australia. Setelah beberapa lama akhirnya permohonan pengajuan visa selesai juga. Kami pun pergi ke rumah Irwan untuk membicarakan tentang kepergianku ke Australia, saat di perjalanan aku lupa untuk membeli hadiah buat Ashalina, yaitu boneka Shaun the sheep yg sering di tontonnya. Mudah"an boneka itu bisa membuatnya senang. Aku pun bicara dgn Pak Andi tentang niatku untuk membeli boneka, dan ternyata Pak Andi pun juga berniat membeli sesuatu untuk Ashalina yg telah ia anggap sebagai cucunya sendiri, jadilah kami berdua membeli di Mal. Satu boneka domba dan satu boneka beruang.
Setelah mendapat boneka tersebut, saya dan Pak Andi berangkat ke rumah Irwan. Setiba disana ternyata mereka sudah ada di luar, sambil bermain dgn Ashalina di pekarangan rumah. Dan Org pertama yg melihat aku adalah Ashalina, dengan berlari lari gadis kecil itu memelukku,
"Paman Vandy koq baru datang, kenapa gak main kesini ?" tanyanya
dgn tersenyum aku menjawab,
"Paman Vandy lagi sibuk sayang, oh iya ini Paman beri hadiah buat Asha." kataku sambil memberikan boneka Shaun The Sheep, Asha langsung girang mendapat boneka domba itu.. tapi terdiam setelah melihat Kakeknya,
"Kakek ? Kaakeeek koq baru datang.. ?" ujarnya sambil berlari dan memeluk Pak Andi, aku yg melihatnya hanya tersenyum.
"Eh Vand, ada perlu apa ini mampir kesini.. apa ada berita penting ?" ujar Irwan sambil melihat aku dan juga Pak Andi
"Begini wan, sebenarnya aku mau pamit pergi ke Australia. Aku tadi bersama Pak Andi pergi mengurus Visa, sedangkan pasporku masih ada jadi hanya tinggal menunggu 3 hari lagi,"
"Iya, benar apa yg dikatakan Vandy wan," ujar Pak Andi sambil mengelus kepala Asha yg juga suka boneka beruang pemberian kakeknya..
Beberapa lamanya 2 sahabat itu saling menatap, akhirnya Irwan merangkul Vandy dan dgn gembira berkata,
"Hha.. akhirnya impianmu tercapai juga Van, tak kusangka rezekimu lebih cepat dari hembusan angin. Selamat deh kalau begitu, mudah"an kau menemu jalan takdirmu disana" kata irwan dgn senyuman
"Aamiin, thx doanya wan, Oh iya istrimu mana ? koq gak kelihatan ?"
"Oh, dia lagi ada perlu sama temannya, jadi aq yg jaga Asha. Oh iya jadi lupa nyuruh masuk, ayo masuk dulu Van, Pak Andi."
"Oke, ada menu sarapan apa nie wan.. hhe" cerocos Vandy
''Ah, pikiranmu makan saja. Tiada hari tanpa makan.. wkwwkwk, jgn" katering kantor slalu habis lagi dimakan Vandy.. betul gak Pak Andi ?"
"Wah, kalau begitu nanti saya cek kateringnya, nanti saya potong dari gajinya nak Vandy.. hha"
"Yah, kan tiada kerja tanpa makan Pak, kan ada pepatahnya Pak. Sedia Nasi sebelum kerja.. hhe" ujarku
"Walah, kenapa jadi ngomongin makanan disini. Ayo masuk ke dalam kebetulan istriku sudah masak tadi.."
Irwan mengajak Vandy dan Pak Andi, tak lupa mengajak Asha ke dalam, tapi kemudian berhenti,
"Asha, kamu sudah bilang terimakasih belum dgn Kakek dan Paman Vandy ?"
"Aku lupa yah, Paman Vandy terimakasih ya hadiahnya.." kata Asha sambil menatapku, aku hanya mengangguk
"Kakek, terimakasih ya beruangnya.." ujarnya, Pak Andi terlihat berkaca" mendengar perkataan gadis kecil itu.. mungkin beliau masih mengingat cucunya yg meninggal.
ternyata perkiraanku benar, sebab Pak Andi langsung menggendong Asha..
"Kamu sering" ke rumah Kakek ya Sha, nanti Kakek beri hadiah yg banyak buat kamu.."
"Benar Kek ? Hore,, yah aq boleh ke rumah Kakek kan yah ?" tanyanya riang kepada Ayahnya
"Tentu saja Sha, nanti kita ke rumah Kakek.." ujar Irwan menjanjikan
Akhirnya mereka semua masuk dan mengobrol sambil makan bakso dan soto. Setelah mengobrol cukup lama akhirnya kami pamit,
"Sorry ya Wan, saya gak bisa lama" karna masih ada yg harus dikerjakan"
"Gak papa koq Van, Oh iya kalau kmu kesana tolong titip boneka kangguru ya ?"
"Buat siapa ?'' kataku heran
"Buat istriku" bisik Irwan rahasia
"HAH,, istrimu buat apa ?"
"Hha,, jadi begini wan, dulu sebelum Asha lahir istriku ngidam Kangguru,. Tentu saja aku gak kasih karena dia mintanya ambil langsung dari Australia.."
"Hhha,, sampe segitunya ? waduh repot juga ya.. trus cara bilang ke istrimu gimana ?"
"Tentu saja aku gak kasih, tapi dia ngotot.. karena aku gak bisa penuhi trus istriku bilang, "Mas kamu harus cariin kangguru, aku bakal tagih terus." yah begitulah sampai sekarang karena aku gak penuhi yg dia pinta, dia jadi agak sebel juga.. Padahal aku pernah belikan boneka kangguru"
"Pasti belinya di tanah abang,, pantes aja wan"
"Loh emang beda ?"
"Klo ngidam, istri lebih peka terhadap sesuatu, klo beli di loakan percuma aja sob.. yaudh nanti bakal kucari di Australia.."
"Yang mahal sekalian van, biar dia tau klo itu asli dari Australi.." ujar Irwan meyakinkan,
"Beres, wani piro ? hhe"
"Waninya ora ono, hha"
"Yo wes lah klo gitu, yaudh sob gw cabut ya,, salamin buat istri.."
"Iya tar gw bilang, tapi jgn lupa kanggurunya"
"Sip,, "
Akhirnya aku pulang dgn Pak Andi, diperjalanan kami membicarakan masalah Pesawat serta tempat bertemu dgn Ikhsan, lalu dijawab oleh Pak Andi,
"Kamu tenang saja Van, semua tlah Bapak atur. Yang terpenting adalah siapkan mental karena kehidupan disana berbeda dgn kehidupan di jakarta.."
aku mendengarkan baik baik setiap patah yg diucapkan oleh Pak Andi, memang masalah mental dan lamanya perjalanan yg aku bingungkan, tapi pembicaraan itu di pending untuk sementara waktu, tak terasa sampai juga dikost"an, ngomong" tentang kost-an aku sebenarnya telah mencicil rumah dekat kost"an ini namun biayanya cukup mahal sehingga aku terpaksa lebih berhemat. Aku langsung tidur saat itu juga,
2 hari kemudian...
kring" kring" suara dering alarm itu tidak mampu membangunkanku, sehingga aku akhirnya kesiangan tiba di bandara, dgn mandi super cepat dan mengenakan pakaian seadanya aku siap pergi ke bandara. Aku memesan taxi untuk pergi ke bandara sukarno hatta, tiba" teleponku bergetar.. ternyata ada pesan dari Pak Andi kalau pesawatnya akan berangkat 30 menit lagi,
"Pak tolong kemudikan taxinya yg cepat ya Pak, 30 menit lagi pesawat tinggal landas."
"Beres Pak."
Sopir taxi itu akhirnya mengebut dgn kecepatan yg bisa di bilang berbahaya, dan di depan kulihat ada seorang Ibu yg mengendong putranya dan anak kecil perempuan disebelahnya yg mencoba berlari di lampu merah, untung saja lampunya sedang merah kalau tidak tertabraklah anak kecil itu,
"Pak gak bisa lebih pelan sedikit Pak"
"Wah pak kalau taxinya dipelankan nanti bakal tertinggal pesawat Pak" kata sang sopir menjelaskan
aku yg mendengar hanya menurut saja, biarlah mengebut asal selamat sampai tujuan.. pikirku
Walaupun aku sempat khawatir tertinggal, tapi ternyata waktu yg dibutuhkan sekitar 15 menit untuk sampai ke bandara, Alhamdulillah
"Pak saya sudah ada di bandara, bapak ada di mana ? "
"Bapak ada di belakangmu Van" kata Pak Andi diseberang telepon
Aku pun menengok kebelakang dan melihat Pak Andi di loket antrian, aku langsung berlari karena banyak sekali orang yg ingin pergi ke luar negeri,
untung saja waktunya tepat kalau tidak, bisa ketinggalan pesawat, pikirku
Setelah memberikan paspor serta diperiksa segala kevalidannya, kami siap ke pesawat.
Saya dan Pak Andi memesan kelas eksekutif, kursinya Flat-Bed baru dengan 74 "pitch dan bisa berbaring hingga 180 derajat.
Kursi dengan layar sentuh LCD 11 inci disandaran dengan AVOD (Audio Video on demand) pada setiap kursi,power supply laptop di kursi, dan bacaan ringan pribadi. Awalnya memang agak aneh karena belum terbiasa naik pesawat, apalagi keluar negeri, kuping rasanya budek,
"Ini makan permen dulu Van biar kupingnya gak karatan.., oh iya Van nanti di aussie jgn bawa makanan, Bapak sampai lupa memberitahumu kalau peraturan bandara di sana agak ketat di bandingkan Indonesia,
Intinya, kalau masuk aussie kita gak boleh bawa makanan mentah atau raw material, apalagi tanaman yg masih bisa hidup dan juga biji2an dan dairy. Makanan yg boleh dibawa adalah yg udah dipak, instant atau dalam kemasan. Jangan sampai bawa terasi atau petis dalam bungkus daun pisang deh, bisa kena denda $200 ntar, berabe kan hha?" Ujar Pak Andi
Aku yg mendengar hanya bisa berdoa semoga disana gak di periksa yg aneh aneh, walaupun di koper ada mie instant tapi ada abon, gula jawa, susu, sarden sama minyak goreng..
"Oh iya nanti di pesawat, kira-kira satu jam sebelum mendarat, kita akan diberi Incoming Passenger Card. Isinya data diri kita, alamat yang dituju di Australia dan deklarasi barang-barang yang kita bawa. Di situ sudah ada daftarnya, sehingga kita tinggal beri tanda silang "ya" atau "tidak". Kalau ragu-ragu, disarankan pilih "ya". Nanti petugas yang memeriksa yang akan memutuskan apakah barang tersebut boleh dibawa masuk atau tidak. Jangan sekali-sekali menyembunyikan apapun dari petugas. Kalau sampai ketahuan akibatnya fatal, bisa terkena denda sampai $220 atau malah dijebloskan penjara dengan hukuman maksimal 10 tahun."
"Ah yang bener Pak ? Klo begitu saya lebih baik lompat dari kaca aja pak, langsung balik" kataku khawatir
"Hha, ini benar Van. Yg penting kamu tenang aja, biaya denda Bapak yg atur" ujar Pak Andi sambil tertawa
Wah, dasar pak andi, buat jantung naik turun.. hadeh.. pikirku
Akhirnya sampai menjelang pendaratan aku gak bisa tenang, makanan yg di tawarkan oleh pramugari gak kusantap..
Satu jam sebelum pendaratan ternyata kami di beri lembaran sama seperti yg di ceritakan pak andi, aku mengisi "ya" semua,
setelah diisi dan menunggu pendaratan, aku diberi sejumlah trik agar mampu melewati pemeriksaan custom( cukai )
Aku jadi lebih mengerti tentang penjagaan di aussie, hanya tinggal prakteknya saja.. BISAKAH SAYA LOLOS...
Dipikiranku hanya terpikir 2 kata Gula Jawa, apa gula gak di bolehkan ?
kata itu akhirnya buyar karena sudah saatnya saya dan pak andi turun, Turun dari pesawat di bandara Sydney, saya yang nggak tahu apa-apa berusaha percaya diri agar pak andi nggak cemas. Dengan pedenya saya ikuti arus orang-orang yang turun satu pesawat dengan saya. Meskipun jalan menuju pemeriksaan imigrasi dan custom lumayan panjang dan lama, namun tanda menuju ke sana juga jelas. Di sepanjang koridor ada tulisan dengan arah panah: Custom. Begitu mendekati pemeriksaan visa, arus terbagi menjadi dua: satu untuk pemegang paspor Australia dan New Zealand, satunya untuk pemegang paspor negara lain. Ada banyak petugas yang mengurusi pemeriksaan paspor ini. Antrian juga berjalan tertib, satu antrian dan selanjutnya menuju konter-konter yang tersedia.
Sebelum ke pemeriksaan custom, kita harus mengambil bawaan kita yang tadinya ada di bagasi pesawat. Ada banyak ban berjalan, tinggal mencari yang cocok dengan nomor penerbangan kita. Di bandara sini tidak ada porter, jadi harus mengambil sendiri koper-koper kita. Tapi nggak usah khawatir, troli tersedia banyak, gratis, dengan roda yang mulus dan enteng didorong.
Selanjutnya lewat custom. Di sini ada dua pintu, yang ingin 'declare' barang bawaan, atau yang tanpa declare (mereka yang nggak bawa apa-apa, atau di incoming passenger card memilih "no" semua). Untuk amannya sih kita memilih "declare" aja dan pasrah diperiksa.
Pertama kali ke Sydney, saya banyak membawa makanan karena takut di sini bakalan susah mencari makanan Indonesia.
Saya membawa 2 koper, satu berisi pakaian dan satunya makanan, tapi karena gak pernah tau peraturan di aussie jadi keteteran, pak andi terlihat tenang saat di periksa.. dan setelah saya lihat isi kopernya,, ternyata gak bawa apa apa.. dasar pak andi..
Sekarang giliranku,, aku hanya berdoa semoga gak di geledah.. di sebelah ada anjing pelacak yg ukurannya hampir tiga perempat ukuran orang dewasa.. Oh No..
Anjing itu kulihat mengendus koperku tapi sepertinya anjing itu gak mencium sesuatu yg mencurigakan, karena memang aku hanya bawa mie instant!!
Sekarang koperku di bawa ke alat pemindai, Barang" ku yg disita adalah : susu, karena katanya ada dairy produk nya. padahal itu udah makanan kemasan. Katanya cuma boleh bawa dairy produk yg untuk bayi, tapi harus sekalian bawa bayinya.Tapi lucunya abon sama gula jawa lolos.. Hanya petugasnya sempat nanya :
"This is palm sugar ?" kata petugas custom
"Oh, yes from java" kataku
petugasnya ternyata tertarik juga dgn bentuk gula jawa, dan akhirnya susu yg disita gak jadi disita..
ALHAMDULILLAH
BY: Willdan